Baca Juga
Cara menanam sawit dan perawatannya - Tingkat produksi yang mungkin dicapai dari suatu kebun kelapa sawit adalah merupakan hasil interaksi antara faktor potensi genetik varietas tanaman, lingkungan tempat tumbuhnya, dan pengelolaan dalam budidayanya. Produksi tinggi akan dicapai jika digunakan varietas sawit unggul dan ditanam di lokasi yang paling sesuai dengan menerapkan pengelolaan yang baik. Iklim dan karakteristik tanah/lahan adalah faktor lingkungan penting yang perlu dipertimbangkan dalam memilih lokasi untuk menanam sawit.
Curah hujan berhubungan dengan jaminan ketersediaan air dalam tanah sepanjang pertumbuhan tanaman. Tanaman kelapa sawit praktis berproduksi sepanjang tahun sehingga membutuhkan suplai air relatif sepanjang tahun pula. Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan yaitu jumlah curah hujan tahunan (mm) dan distribusi curah hujan bulanan. Curah hujan yang ideal berkisar 2.000–3.500 mm/th yang merata sepanjang tahun dengan minimal 100 mm/bulan (paramananthan, 2003). Di luar kisaran tersebut tanaman akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan dan berproduksi. Curah hujan antara 1700 – 2.500 dan 3.500–4.000 tanaman akan mengalami sedikit hambatan.
Dalam menanam sawit dan perawatannya juga tergantung pada lokasi dengan curah hujan kurang dari 1.450 mm/th dan lebih dari 5.000 mm/th sudah tidak sesuai untuk sawit. Rendahnya curah hujan tahunan berkaitan dengan defisit air dalam jangka waktu relatif lama sedangkan curah hujan yang tinggi berkaitan dengan rendahnya intensitas cahaya.
Suhu rata-rata tahunan untuk pertumbuhan dan produksi sawit berkisar antara 24-290c, dengan produksi terbaik antara 25–270c. Di daerah tropis, suhu udara sangat erat kaitannya dengan tinggi tempat di atas permukaan laut (dpl). Tinggi tempat optimal adalah 200 m dpl, dan disarankan tidak lebih dari 400 m dpl, meskipun di beberapa daerah, seperti di sumatera utara, dijumpai pertanaman sawit yang cukup baik hingga ketinggian 500 m dpl. Suhu minimum dan maksimum belum banyak diteliti, tetapi dilaporkan bahwa sawit dapat tumbuh baik pada kisaran suhu antara 8 hingga 380c.
Intensitas cahaya matahari menentukan laju fotosintesa pada daun yang pada akhirnya menentukan tingkat produksi. Intensitas matahari juga erat kaitannya dengan perawanan, curah hujan, ketinggian tempat (altitude), dan lintang lokasi (latitude). Di daerah yang banyak berawan menyebabkan intensitas matahari yang diterima daun sawit menjadi lebih rendah. Sebaliknya meskipun curah hujan relatif tinggi tetapi lebih banyak terjadi sore hingga malam dan perawanan kurang, maka intensitas matahari bisa cukup untuk mendukung fotosintesa yang tinggi. Makin tinggi tempat, suhu makin rendah dan biasanya disertai perawanan yang lebih lama atau curah hujan yang tinggi dan makin menjauh dari garis khatulitiwa penyinaran matahari makin berkurang. Kelapa sawit memerlukan lama penyinaran antara 5 dan 12 jam/hari.
Kemiringan lereng dan panjang lereng yang berpengaruh nyata terhadap erosi tanah, biaya pembangunan infrastruktur serta biaya mobilisasi dan panen. Makin curam dan/atau makin panjang lereng, bahaya erosi makin meningkat. Lereng yang terlalu curam menyebabkan biaya pembangunan jalan serta pengangkutan sarana produksi dan hasil panen menjadi mahal. Pada lahan yang curam, populasi tanaman per hektar lebih sedikit. Kemiringan optimal kurang dari 23% (120) dan tidak disarankan lebih dari 38% (200). Meskipun dalam kenyataannya banyak sawit yang tumbuh di lahan curam, tidak boleh menjadi alasan pengembangan sawit di lahan dengan kemiringan curam, terutama karena alasan dampaknya terhadap lingkungan.
Drainase pada lahan kelapa sawit. Persoalan drainase lahan umumnya dijumpai di lahan dataran rendah yang tergenang secara periodik karena limpasan air hujan, pengaruh air pasang atau perkolasi tanah terhambat. Meskipun tanaman sawit membutuhkan banyak air, tetapi tidak dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik dalam keadaan tergenang atau sering tergenang.
Pembangunan system drainase harus memperhatikan juga sifat dan karakteristik tanahnya serta ada tidaknya pengaruh pasang surut air laut. Pembangunan sistem drainase di lahan pasang surut, baik tanah mineral maupun tanah gambut harus dilakukan dengan perencanaan seksama. Drainase berlebihan atau kurang memadai sama-sama berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan kelapa sawit. Khusus di lahan gambut, pengaturan drainase harus memperhatikan antara kebutuhan perkembangan perakaran tanaman dengan laju emisi karbon. Makin dalam permukaan air tanah, makin baik perkembangan perakaran sawit tetapi perombakan bahan organik berlangsung makin cepat sehingga emisi karbon meningkat.
Pada kesuburan tanah untuk kebun kelapa sawit tergantung pada faktor kesuburan ini mencakup beberapa sifat kimia tanah yaitu kemasaman (ph), kapasitas tukar kation (ktk), kejenuhan basa, ketersediaan unsur hara makro dan mikro, kadar bahan organik, dan tingkat salinitas (kadar garam). Sifat-sifat kimia tersebut menjadi acuan awal menetapkan rekomendasi pemupukan sebelum diperoleh hasil-hasil penelitian di lokasi bersangkutan.
cara menanam bibit sawit
Pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit adalah kegiatan atau pekerjaan membersihkan lahan dari vegetasi lainnya, baik berupa pepohonan, belukar, maupun rerumputan agar siap diolah untuk persiapan penanaman kelapa sawit. Metode pembukaan lahan tergantung kondisi lahan, khususnya vegetasi atau peruntukan lahan sebelumnya. Lahan yang sesuai untuk kelapa sawit dapat berupa hutan primer dan sekunder, semak belukar, bekas perkebunan komoditas lain (karet, kelapa, kakao), padang alang-alang, atau bahkan bekas kebun tanaman pangan (jagung, singkong, padi gogo), serta kebun kelapa sawit tua (peremajaan). Teknik pembukaan lahan dapat dilakukan secara manual, mekanis, kimia atau kombinasi, tergantung keadaan vegetasinya.
Pembukaan lahan hutan primer atau sekunder dilakukan penebangan secara bertahap. Pada prinsipnya, tanaman lapis bawah berupa semak, belukar, dan anakan pepohonan yang masih kecil ditebas lebih dulu dengan parang, dan kapak. Tergantung jenis dan kondisi hutannya, jika diperlukan, dapat digunakan gergaji rantai (chain saw) untuk pepehonan kecil yang sudah berat ditebang dengan kapak atau parang. Hasil tebangan ditumpuk dalam jalur dengan jarak 4 – 5 m antar tumpukan dan lebar tumpukan 4 – 5 m. Setelah bersih baru dilakukan penebangan pepohonan yang lebih besar. Kayu yang berguna dapat dikumpulkan dan sisanya, termasuk cabang-cabang dan ranting pepohonandiletakkan pada tumpukan tebangan lantai hutan sebelumnya.
Bagian-bagian cabang besar dan kecil dipotong pendekpendek untuk memercepat proses pelapukannya. Tidak diperbolehkan membakar hasil tebangan, tetapi dipotong sependek mungkin lalu dibiarkan sampai habis melapuk. Di perkebunan-perkebunan besar, terutama jika tenaga kerja sulit, dapat menggunakan mesin penghancur sehingga mempercepat proses pelapukan dan mengurangi tebal timbunan hasil tebangan. Penggunaan mikroba pelapuk sangat dianjurkan untuk memercepat proses pelapukan tumpukan bahan organik tersebut. Pemberian formula mikroba pelapuk akan meningkatkan kesuburan tanah. Berbagai macam formula pelapuk telah beredar di pasaran dengan kualitas yang beragam sehingga harus hati-hati memilih.
Di samping itu di lahan bersemak, biasanya diselingi padang rumput atau alang-alang. Di bagian yang ditutupi semak belukar dengan vegetasi berkayu ukuran besar relatif banyak, pembukaan lahan dimulai dengan menebas vegetasi yang lebih pendek dan kecil seperti rerumputan, anakan semak baru disusul dengan tumbuhan lebih besar. Rerumputan dan alang-alang sebaiknya disemprot saja dengan herbisida 2 – 3 kali hingga betul-betul bersih dari gulma. Semak yang ditebang, langsung dicacah atau dipotong sependek mungkin dan ditumpuk bersama rerumputan dalam lajur-lajur di antara rencana barisan tanaman. Tumpukan tersebut tidak boleh dibakar, tetapi dibiarkan melapuk yang berguna untuk meningkatkan kadar bahan organik dan unsur hara dalam tanah. Penggunaan formula mikrobia dapat memercepat proses pelapukannya.
Pembukaan lahan dengan vegetasi rerumputan lebih mudah dan murah biayanya. Dalam kenyataannya, padang rumput sering diselingi gerombolan tanaman semak bahkan kadang-kadang tanaman pepohonan. Bila vegetasi rumputnya tidak terlalu tebal, dapat langsung disemprot dengan herbisida sebanyak 2 – 3 kali dengan selang waktu 3 sampai 4 minggu. Jika rerumputannya terlalu tebal, sebaiknya didahului dengan pembabatan secara manual atau menggunakan hand slaser.
Setelah tunas baru sudah tumbuh, dilakukan penyemrotan dengan herbisida yang bersifat sistemik agar mati sampai ke akar-akarnya. Rumput yang sudah kering, tidak boleh dibakar tetapi dibiarkan supaya melapuk secara alami untuk menambah bahan organik ke dalam tanah. Segera setelah rerumputan sudah mulai mengering, dapat dilakukan pengajiran yang disusul dengan pembuatan lubang tanam dan penanaman tanaman penutup tanah setelah kering.
Jarak menanam kelapa sawit
Jarak tanam yang digunakan menentukan jumlah tanaman kelapa sawit setiap satuan luas (ha). Jarak tanam kelapa sawit dipengaruhi oleh jenis tanah dan kesuburannya, kemiringan lereng, dan varietas tanaman. Jarak tanam di tanah kurang subur lebih rapat dibandingkan tanah subur, begitu pula jarak tanam di lahan gambut lebih rapat dibandingkan di tanah mineral. Jarak tanam baku yang dianggap optimal adalah 9 x 9 m pada topografi datar. Jika digunakan system tanam bujur sangkar akan dihasilkan populasi tanaman sebanyak 121 pohon, tetapi jika segitiga sama sisi akan diperoleh 142 – 143 pohon/ha. Sistem tanam segitiga dipandang lebih efisien dalam pemanfaatan ruang dan sumberdaya lahan sehingga hasilnya lebih optimal.
Dalam menghasilkan varietas kelapa sawit dampi dengan susunan daun lebih rapat dan lebih pendek sehingga dapat ditanam lebih rapat. Jarak tanam yang direkomendasikan adalah 8,5 x 8,5 m segitiga sama sisi. Akan tetapi, pada lahan berlereng yang memerlukan terasering, tidak bisa lagi diterapkan sistem segi tiga, tetapi mengarah ke empat persegi panjang. Di samping itu, ada juga yang menyarankan jarak tanam 9,2 x 9,2 hingga 9,5 x 9,5 m dalam sistem tanam segitiga sama sisi yang akan menghasilkan populasi tanaman antara 128 – 136 pohon/ha dan untuk lahan gambut dengan jarak tanam lebih rapat 8,8 x 8,8 m segitiga (150 pohon/ha). Di lahan berlereng curam, jarak antar baris lebih besar, tetapi varietas dengan pelepah lebih pendek dapat ditanam lebih rapat.
Segera setelah lahan dibersihkan, Dilanjutkan dengan pengajiran untuk menentukan titik penggalian lobang tanaman sesuai dengan jarak tanam yang direncanakan. Dalam uraian ini digunakan jarak tanam 9 m dalam sistem segitiga sama sisi, sehingga jarak tanam antar barisan menjadi 7,8 m. Bahan dan peralatan yang digunakan terdiri atas meteran (30 m), kompas (atau teodolit), ajir utama (2 – 2,5 m) dan ajir (1 – 1,25 m), bendera, parang dan tali. Untuk perkebunan rakyat, tidak menggunakan kompas, tetapi biasanya mengandalkan meteran dan tali dalam menetapkan garis utama yang selanjutnya mengandalkan mata untuk melihat kelurusan barisan ajir.
Untuk penentuan titik ajir secara cepat dan praktis, dapat menggunakan tali sepanjang 18 m yang dipasangi pasak di masing-masing ujung dan di titik pertengahannya sehingga jarak antar pasak menjadi 9 m. Pengajiran di lahan datar hingga berombak dimulai dengan menetapkan garis lurus arah utara ke selatan.
Tentukan titik awal, tancapkan pasak pada salah satu jung tali tadi (1), lalu tancapkan ajir utama dan ukur 9 m untuk titik penanaman berikutnya dalam arah garis lurus pertama tadi, lalu tancapkan pasak pada ujung tali yang satu (2). Dari titik ajir utama tarik garis lurus ke arah timur ke barat tegak lurus terhadap garis utara selatan tadi. Kemudian tarik pasak di titik pertengahan dari tali ke arah barisan tanaman di sebelahnya (barisan kedua) sampai tali menegang (3) sehingga terbentuk segitiga sama sisi 9 x 9 x 9 m (gambar 7). Titik tancap pasak tengah merupakan titik tanam pertama untuk barisan berikutnya (kedua). Di setiap titik tanam, tancapkan ajir secara tegak lurus. Ulangi proses tersebut sepanjang barisan awal tanaman dan berdasarkan barisan tanam kedua yang terbentuk, dilanjutkan pada barisan tanaman ketiga dan seterusnya hingga seluruh areal selesai diajir.
Jenis varietas kelapa sawit yang efektif
Kelapa sawit termasuk famili arecaceae (dulu palmae), sub famili cocoideae, genus elaeis yang mempunyai 3 spesis yaitu e. Guineensis jacq, e. Oleifera (hbk) cortes, dan e. Odora w. Spesis pertama adalah yang pertama kali dan terluas dibudidayakan. Dua spesis lainnya terutama digunakan untuk menambah keanekaragaman sumber daya genetik dalam rangka program pemuliaan. Klasifikasi tanaman kelapa sawit adalah sebagai berikut:
Jenis nigrescens, buah muda berwarna ungu gelap sampai hitam lalu berubah jadi jingga sampai merah setelah matang. Jenis virescens, buah muda berwarna hijau yang berubah menjadi kuning kemerahan pada saat matang.
Jenis albescens, buah muda berwarna kuning dan pucat tembus cahaya karena kandungan karotennya dalam mesokarpnya rendah. Tipe nigrescens adalah yang digunakan untuk komersial sedangkan tipe lainnya digunakan dalam program pemuliaan.
Jenis dura, mempunyai cangkang (tempurung) tebal, 6 – 8 mm, porsi mesokarp terhadap buah berkisar 35 – 65 % (dura deli), kernel besar, tetapi minyak terekstrak rendah, 17 – 19 %. Cangkang tebal dura diduga dapat memperpendek umur mesin pengolah.
Jenis pisifera, tanpa cangkang, kernel kecil dengan lapisan fiber tipis, proporsi mesokarp tinggi dan kadar minyak terekstrak tinggi, tetapi sebagian besar betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah.
Kelapa sawit jenis tenera. Merupakan hasil silangan antara dura dan pisifera sehingga mempunyai karakteristik gabungan antara dura dan pisifera sehingga meminimalisir kelemahan masingmasing. Kernel berukuran sedang dengan cangkang menjadi lebih tipis (0,5 – 4 mm), tetapi bunga betina tetap fertile. Proporsi mesokarp tinggi (60 – 95%) dan kadar minyak 22 – 25%, bahkan ada yang mencapai 28%. Dengan demikian, maka hibrida tenera menjadi bahan tanam yang digunakan dalam budidaya komersial, sedangkan dura dan pisifera terus digunakan untuk menemukan varietas unggul baru.
Tahap pembibitan kelapa sawit yang efektif
Biasanya bahan tanaman yang dibeli berupa kecambah untuk dibibitkan karena kalau bibit siap tanam, transporttasinya mahal dan kemungkinan banyak bibit rusak dalam perjalanan. Ada dua sistem pembibitan kecambah kelapa sawit, yaitu :
• sistem dua tahap dan
• sistem satu tahap.
Pembibitan dua tahap terdiri atas pembibitan pendahuluan (pre-nursery) dalam kantong plastik kecil hingga bibit berumur 3 – 4 bulan baru dilanjutkan dalam pembibitan utama (mainnursery) menggunakan kantong plastik besar hingga bibit berumur 10 – 14 bulan. Sedangkan pembibitan satu tahap, kecambah langsung ditanam dalam kantong plastik besar hingga umur siap dipindahkan ke lapang.
Pembibitan pertama bisa dilakukan menanam kecambah di atas bedengan atau di dalam kantong plastik kecil. Penggunaan bedengan tidak dianjurkan karena pemeliharaan lebih sulit dan seleksi bibit tidak bisa intensif serta banyak bibit yang rusak pada saat pemindahan ke kantong plastik besar.
Bedengan dibuat dengan cara meninggikan permukaan tanah atau membuat parit drainase pembatas selebar 50 cm dan dalam 15 – 20 cm sedemikian rupa sehingga terbentuk bedengan berukuran lebar yang dapat memuat 12 kantong plastik dan panjang 10 - 12 m. Dalam gambar 17 disajikan contoh bedengan untuk menyusun kantong plastik kecil.
Selanjutnya, diberi naungan dengan tiang 2 m dan atap dari pelepah daun kelapa atau kelapa sawit sedemikian rupa hingga intensitas cahaya sekitar 40%. Dapat juga menggunakan paranet yang meloloskan cahaya 40 % tetapi biayanya menjadi mahal. Siapkan kantong plastik berukuran 15 x 20 cm dengan lobang di bidang alas dan keliling sisi bagian bawah, lalu isi dengan tanah lapisan atas (top soil), kemudian susun rapat di bedengan. Agar kantong plastik tidak rebah, diberi penahan dari papan atau belahan bambu. Siram tanah dalam kantong palstik setiap hari selama 2 sampai 3 hari sebelum penanaman kecambah supaya tanah agak memadat.
Buat lobang di permukaan tanah dalam kantong plastik dengan jari atau kayu sedalam sekitar 4 cm tepat ditengah. Tanam kecambah dengan posisi sedimikian rupa sehingga calon akar (radikula, bagian ujungnya tumpul) mengarah tegak lurus ke bawah dan calón tunas atau plúmula, berbentuk runcing) ke arah atas, lalu tutupi dengan tanah secara hati-hati sehingga sedikit di bawah permukaan tanah, sebagai pedoman, tempurung paling atas berada sekitar 1 - 1,5 cm di bawah permukaan tanah.
Penanaman dilakukan menurut kelompok kantong kecambah dan diberi label sesuai dengan label yang terdapat pada kemasannya. Lakukan penyiraman secara hati-hati agar tanah dalam kantong plastik tidak terbongkar. Periksa setiap hari untuk memastikan bahwa tdak ada benih yang terbuka atau terangkat ke permukaan tanah dalam kantong plastik.
Persiapan lokasi pembibitan kelapa sawit
• rapikan kembali areal yang telah disipakan sebelumnya, terutama pembersihan gulma, perbaikan saluran drainase, dan pemeriksaan fasilitas pengairan.
• dua minggu sebelum pemindahan bibit dari pembibitan pendahuluan, seluruh kantong plastik untuk pembibitan utama sudah disiapkan.
• siapkan media berupa tanah lapisan atas untuk pengisian kantong plastik sebanyak 25 – 30 kg/kantong. Tanah diayak dengan ayakan kawat 1 – 2 cm. Penyiapan media ini sebaiknya mulai dilakukan 6 - 8 minggu sebelum jadual pindah-tanam ke kantong plastik besar, agar seluruh persiapan selesai tepat sesuai jadual.
• tanah yang telah diayak dicampur rata dengan sp-36 sebanyak 25 - 30 g/kantong. Jika tanah berliat, dapat ditambahkan pasir halus atau pupuk organik dengan perbandingan 3:1 (v/v).
• siapkan kantong plastik ukuran 40 x 50 x 0,012 cm yang dilubangi 3 baris mulai dari bagian tengah ke bawah dengan jarak antar lubang 10 cm, lalu diisi dengan media tanam yang telah disiapkan hingga 2 cm dari bibir atas kantong.
• lakukan pemancangan ajir di areal pembibitan dengan jarak tanam 90 x 90 x 90 cm (diukur dari pusat kantong plastik), sistem segi tiga sama sisi . Setiap 5 baris bibit (40 atau 50 pokok/baris) dikosongkan satu baris untuk jalan control dengan demikian terdapat 17.000 bibit/ha.
• kantong plastik yang telah terisi tanah, disusun dengan baik di areal pembibitan sesuai dengan ajir yang sudah ditancapkan sebelumnya. Usahakan agar semua kantong
Berdiri tegak supaya bibit tidak tumbuh miring.
Cara pemindahan bibit kelapa sawit ke kebun
• pemindahan bibit dari pembibitan pendahuluan dilakukan setelah bibit berumur 3 – 4 bulan, atau pada saat daun bibit sudah mencapai 3 – 4 helai.
• sehari sebelum dipindahkan, bibit harus disiram sampai seluruh tanah dalam kantong plastik jenuh agar tanah pada perakaran tetap lembab dan tidak terganggu selama proses pemindahan.
• pengangkutan bibit untuk diecer ke dekat kantong plastik besar dilakukan sesuai dengan nomor kelompoknya agar tidak tercampur antar kelompok.
• bibit yang abnormal atau terserang penyakit, biasanya sekitar 10 %, dipisahkan lalu dimusnahkan.
• lubang tanam pada kantong plastik besar harus dibuat sesuai ukuran kantong plastik kecil kemudian diberi pupuk npk 15-15-6-4 sebanyak 5 g /polibag.
- bibit dipindahkan dengan cara mengiris melingkar pada bagian dasar kantong hingga tersisa sepertiga lingkaran, lipat potongan alas kantong ke atas sisi bagian yang tidak teriris, masukkan dalam lobang tanam dalam kantong plastik besar, lalu tutup dengan tanah. Cabut kantong plasik ke atas melalui bibit kemudian lanjutkan penutupan tanah sambil tekan dengan jari hingga rata dengan permukaan tanah bibit. Bibit harus segera disiram setelah pemindahan selesai.
Proses perawatan pada bibit kelapa sawit
Penyiraman. Penyiraman diperlukan untuk mengimbangi air yang digunakan tanaman dalam proses pertumbuhannya, termasuk yang dilepas ke udara melalui proses evaporasi dan transpirasi yang berlangsung secara simultan. Setiap bibit membutuhkan air rata-rata 2,25 liter atau setara dengan curah hujan efektif 3,4 mm. Dengan demikian jika turun hujan dalam jumlah memadai (minimal 6 - 8 mm), tidak perlu dilakukan penyiraman. Kelebihan atau kekurangan air penyiraman sama–sama berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan bibit. Oleh karena itu penyiraman harus dilakukan secara hati-hati, jangan diguyur seperti hujan lebat tetapi seperti hujan ringan. Jika diperlukan, terutama untuk bibit yang sudah besar, penyiraman dilakukan 2 kali sehari.
Penyiangan gulma. Penyiangan gulma di dalam polibag dilakukan secara manual sekali sebulan, dengan cara dicabut sekaligus menggemburkan lapisan atas tanah dalam kantong plastik. Sedangkan gulma di antara polibag dapat dikendalikan secara manual menggunakan garuk setiap bulan atau secara kimiai (herbisida) secara hati-hati dengan frekuensi 2 sampai 3 bulan sekali.
Pemupukan. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditaburkan secara merata di sekeliling bibit kira-kira 5 cm dari pangkal batang dengan hati-hati. Usahakan jangan sampai pupuk mengenai bibit. Aplikasi pemupukan dengan dosis kecil dan frekuensi sering lebih baik dibandingkan aplikasi dosis besar tapi frekuensi jarang. Sebaiknya pemupukan minimal sekali dalam sebulan dan harus dihentikan satu bulan sebelum dipindahkan ke lapangan. Bahan pupuk yang digunakan bisa berupa campuran pupuk tunggal seperti urea, sp-36, kcl, dan kiserit atau menggunakan pupuk npk majemuk dengan perbandingan yang paling mendekati kebutuhan tanaman.
Pengendalian hama dan penyakit. Dilakukan apabila ada gejala serangan dengan menggunakan fungisida dan pestisida secara bijaksana. Tindakan pencegahan tidak diperlukan, tetapi monitoring harus dilakukan secara berkelanjutan agar secepatnya diambil tindakan jika sudah mulai timbul gejala.
Seleksi bibit dilakukan untuk memusnahkan bibit abnormal seperti anak daun tersusun jarang atau rapat, permukaan tajuk rata atau tegak meninggi dan kaku, kerdil, anak daun memendek dan mengerut, anak daun memanjang dan sempit, anak daun tidak membelah secara normal, anak daun menggulung, dan terserang penyakit atau hama. Seleksi dimulai saat pindah tanam dari pembibitan pendahuluan dilanjutkan pada umur 6 dan 8 bulan serta saat akan pindah tanam ke lapangan.
Tahap menanam kelapa sawit yang efektif
• pastikan lobang tanam sudah selesai dibuat satu bulan
Sebelum jadual penanaman.
• satu bulan sebelum jadual penanaman, kantong plastik bibit yang sudah siap tanam diangkat sedikit lalu diputar setengah lingkaran (180 0 ) dan diulangi dua minggu kemudian hingga penuh satu putaran untuk memutus perakaran bibit yang sudah menembus tanah. Tindakan ini dimaksudkan untuk mengurangi stress tanaman pada saat baru ditanam di kebun.
• siapkan pupuk dasar berupa sp-36 sebanyak 100 – 150 g atau fosfat alam 200 – 300 g ke dalam kantong plastik sebanyak bibit yang akan ditanam di lapangan.
• pastikan bibit telah disiram dengan baik hingga seluruh tanah dalam kantong plastik basah sebelum diangkut ke kebun
• bibit yang lebih tinggi dari 1,5 m dipangkas sampai 1,2 m.
Pengangkutan bibit ke kebun harus disesuaikan dengan kemampuan tenaga penanaman di lapangan. Pengangkutan bibit dilakukan sehari sebelum ditanam yang dilanjutkan pada hari penanaman dan diusahakan habis ditanam pada hari bersangkutan. Untuk mencegah benih tercampur, maka pengangkutan harus dilakukan secara berkelompok sesuai dengan kelompoknya di pembibitan yang mengacuh pada nomor label kemasan pada saat kecambah diterima. Untuk itu, setiap pengangkutan bibit harus disertai catatan atau dokumen yang jelas atau menerapkan sistem surat perintah pengeluaran bibit dari pembibitan yang lazim dipakai perusahaan besar. Begitu pula dengan proses pengeceran dan penanaman bibit di lapangan harus diselesaikan menurut kelompoknya.
Agar lancar dan memudahkan pengendalian, tenaga yang memuat ke truk di pembibitan harus berbeda dengan tenaga yang menurunkan di kebun dan terpisah dengan tenaga yang mengecer bibit ke setiap lobang tanam. Begitu pula dengan tenaga penanam dilakukan oleh kelompok yang berbeda. Untuk menjamin setiap tanaman mendapat pupuk dasar, maka pada saat mengecer bibit, harus disertai dengan satu kantong pupuk dasar yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dengan demikian, pengangkutan, pengeceran, dan penanaman bibit dilakukan secara simultan hingga seluruh areal yang direncanakan selesai ditanami.
Menanam bibit kelapa sawit ke setiap lobang tanam dilakukan sehari sebelumnya disertai satu kantong plastik pupuk dasar berupa sp-36 atau fosfat alam sesuai anjuran. Tergantung kondisi lahan, biasanya disarankan antara 100 – 200 g sp- 36 atau 250 – 500 g posfat alam. Usahakan penanaman dilakukan pada awal musim hujan agar tanaman yang baru dipindah mendapat air yang cukup untuk mendorong pertumbuhan akar dan tajuk. Jika terpaksa melakukan penanaman di musim kering atau setelah penanaman disusul musim kering yang panjang, sebaiknya disiram
Setiap 3 hari sekali sebanyak 3 – 5 liter/pohon.
Sebagian pupuk dasar (2/3 bagian) dicampur rata dengan tanah lapisan atas dan sisanya ditaburkan didasar lobang untuk merangsang perakaran. Jika digunakan posfat alam, sebagian ditaburkan ke dinding lobang tanam. Cabut ajir dan tancapkan dekat lobang tanam bersangkutan.
Sebelum bibit diletakkan, timbun lobang tanam dengan tanah lapisan bawah hingga kedalam lobang yang tersisa memungkinkan pangkal batang (atau leher akar) bibit sawit rata dengan permukaan tanah.
Untuk memastikan kedalaman lobang tersebut, masukkan bibit guna mengukur kedalaman lobang tanam. Jika masih terlalu dalam tambahkan lagi tanah, dan ditekan dengan kaki supaya bibit tidak melesak ke dalam. Penanaman yang terlalu dalam menyebabkan pertumbuhan terhambat atau titik tumbuh rusak karena tergenang ait saat musim hujan dan jika terlalu dangkal dapat menyebabkan tanaman rebah serta pembentukan akar dari pangkal batang terganggu.
Dasar kantong plastik disobek melingkar dengan pisau hingga tersisa seperempatnya, lalu sobekan dasar plastik dilipat ke atas ke arah dinding luar pada bagian yang belum sobek. Sambil memegang sobekan alas kantong plastik tadi, masukkan bibit ke dalam lubang secara hatihati.
Aturlah sedemikian rupa agar tegak dan lurus dan lurus dengan barisannya. Selanjutnya, dinding plastik diiris dengan pisau sebelum mulai ditimbun dengan tanah lapisan atas yang sudah dicampur dengan pupuk dasar. Pada saat penimbunan sudah mencapai setengah, kantong plastik dicabut. Lanjutkan penimbunan sambil ditekan dengan tangan agar bibit tidak rebah atau doyong, sampai leher akar atau pangkal batang sejajar dengan permukaan
Kemudian usahakan tanah dalam kantong plastik tidak pecah supaya akar tidak rusak. Agar memudahkan pengawasan dan memastikan bahwa semua bibit telah tertanam dan kantong plastiknya telah dicabut, maka kantong plastik tersebut dikaitkan pada ujung ajir.
Tahap perawatan kelapa sawit secara efektif
Pemeliharaan tanaman dimaksudkan untuk menciptakan kondisi lingkungan tumbuh optimal bagi tercapainya pertumbuhan dan produksi optimal tanaman yang dibudidayakan. Tindakan pemeliharaan kelapa swit meliputi penyiangan gulma, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, serta penataan tajuk.
Pengendalian gulma dalam pertanaman sawit mencakup areal sekitar piringan dan gawangan (antar barisan tanaman). Tujuan pengendalian gulma di daerah piringan adalah untuk mengurangi persaingan unsur hara, memudahkan pengawasan pemupukan, memudahkan pengumpulan brondolan, dan menekan populasi hama tertentu. Sedangkan pengendalian gulma di gawangan dimaksudkan untuk menekan persaingan unsur hara dan air, memudahkan pengawasan, dan jalan untuk pengangkutan saprodi dan panen. Pengendalian gulma tidak dimaksudkan untuk membuat permukaan tanah bebas sama sekali dari rumput (clean weeding), karena dapat menyebabkan erosi tanah. Tanaman muda yang mempunyai tanaman penutup tanah yang baik praktis tidak memerlukan penyiangan, hanya pada pinggiran atau tempat-tempat tertentu dan tanaman perdu yang tumbuh liar.
Pada pengendalian gulma tergantung pada jenis gulma dan umur tanaman kelapa sawitserta ada tidaknya tanaman penutup tanah. Secara umum, pengendalian gulma dapat dilakukan secara mekanis, kimiawi dan bilologis. Pengendalian secara manual bisa menggunakan peralatan mesin seperti sleser dan secara konvensional menggunakan alat mekanis tradisional seperti parang, belebas, cangkul, dan garpu. Pengendalian gulma secara kimia, yaitu pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida, baik yang bersifat kontak maupun sistemik.
Tahap pemupukan pada tanaman kelapa sawit
Pemupukan dilakukan pada waktu hujan kecil, yaitu 60 mm perbulan. Pemupukan ditunda jika curah hujan kurang dari 60 mm per bulan. Pupuk dolomit dan rock phosphate diusahakan diaplikasikan lebih dulu untuk memperbaiki kemasaman tanah dan merangsang perakaran, diikuti oleh mop (kcl) dan urea/za. Jarak waktu penaburan dolomit/rock phosphate dengan urea/za minimal 2 minggu. Seluruh pupuk agar diaplikasikan dalam waktu 2 (dua) bulan.
Pemupukan dilakukan 2 – 3 kali tergantung pada kondisi lahan, jumlah pupuk, dan umur kondisi tanaman. Pemupukan pada tanah pasir dan gambut perlu dilakukan dengan frekuensi yang lebih banyak. Frekuensi pemupukan yang tinggi mungkin baik bagi tanaman, namun tidak ekonomis dan mengganggu kegiatan kebun lainnya.
Takaran pupuk atau dosis ditentukan berdasarkan umur tanaman, jenis tanah, kondisi penutup tanah, kondisi visual tanaman. Waktu pemupukan ditentukan berdasarkan jadual, umur tanaman. Pada waktu satu bulan, za ditebar dari pangkal batang hingga 30 – 40 cm. Setelah itu za, rock phosphate, mop dan kieserit ditaburkan merata hingga batas lebar tajuk. Boron ditebarkan di ketiak pelepah daun, kieserite dapat diberikan dalam selang waktu yang berdekatan. Rock phosphate tidak boleh dicampur dengan za. Rock phosphate dianjurkan diberikan lebih dulu dibanding pupuk lainnya jika curah hujan > 60 mm. Jarak waktu pemberian rock phosphate dengan za minimal 2 minggu.
Cara pemupukan kelapa sawit
Pemupukan dilakukan dengan sistem tebar dan sistem benam. Pada sistem tebar, pupuk ditebarkan di piringan pada jarak 0,5 meter hingga pinggir piringan pada tanaman muda, dan pada jarak 1 – 2,4 meter pada tanaman dewasa. Pada sistem pocket, pupuk diberikan pada 4 – 6 lubang pada piringan disekeliling pohon. Kemudian lubang ditutup kembali.
Sistem pocket disarankan pada areal rendahan, areal perengan ataupun pada tanah pasiran yang mudah tercuci/tererosi. Pada tapak kuda, 75 % pupuk diberikan pada areal dekat tebing. Untuk mengurangi pencucian, pupuk ini sebaiknya diaplikasikan dengan sistem pocket.
Cara pemangkasan daun kelapa sawit
Pemangkasan/penunasan adalah pembuangan daundaun tua atau yang tidak produktif pada tanaman kelapa sawit. Tujuan pemangkasan adalah memperbaiki sirkulasi udara disekitar tanaman sehingga dapat membantu proses penyerbukan secara alami. Mengurangi penghalangan pembesaran buah dan kehilangan brondolan buah terjepit pada pelepah daun. Membantu dan memudahkan pada waktu panen, mengurangi perkembangan epifit daun. Agar proses metabolisme tanaman berjalan lancar, terutama proses fotosintesis dan respirasi. Pemangkasan dilakukan 6 bulan sekali untuk tanaman belum menghasilkan dan 8 bulan sekali untuk tanaman menghasilkan.
Tahap menanggulangi hama tanaman kelapa sawit
Jenis-jenis hama dan penyakit pada tanaman kelapa sawit yang harus mendapat perhatian lebih selama perkembangan kelapa sawit, mengingat potensinya yang besar dalam menimbulkan kerusakan maupun kerugian adalah , kumbang pemakan daun bibit kelapa sawit apogonia sp. Dan kumbang adoretus sp, ulat api setothosea asigna v. Eecke, setora nitens walker, darna trima, darna diducta, darna bradleyi, oryctes rhinoceros l, ulat tiratabaha sp, valanga nigricornis burm, ulat amathusia phidipus l., dan ulat kantong mahasena corbetti tams., thosea vetusta walker, tikus rattus rattus tiomanicus, r.r.argentiventer, r.r. Diardii dan r.r. Exulans.
Sedangkan jenis-jenis penyakit adalah penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan ganoderma spp, penyakit antraknosa, yang disebabkan oleh botryodiploidia palmarum, glomerella cingulata, melanconium elaeidis, penyakit bercak daun yang disebabkan oleh culvularia eragrostidis, drechslera halodes, dan cochiobolus carbonus.
Jenis tikus yang paling sering dijumpai di perkebunan kelapa sawit adalah tikus belukan (rattus tiomanicus). Jenis lain yang sering dijumpai adalah tikus sawah (rattus argentiventer), tikus huma (rattus exulans), tikus rumah (rattus diardi) dan tikus ini menyerang tanaman kelapa sawit pada semua umur, mulai dari pembibitan hingga tanaman menghasilkan.di pembibitan tikus menyerang bagian pucuk, sedangkan pada tanaman yang menghasilkan menyerang buah mentah dan buah yang sudah masak. Jika menyerang titik tumbuh dapat menyebabkan kematian tanaman.
Hama babi hutan pada perkebunan kelapa sawit cara penyerangannya dengan membongkar atau mencabut tanaman, selanjutnya memakan umbut tanaman sawit, bila terjangkau kadangkadang makan buah kelapa sawit. Kemudian gajah juga dapat merusak tanaman kelapa sawit dengan mencabut tanaman kelapa sawit dan memakan umbutnya.
Penyakit busuk akar pada kelapa sawit. Penyebab penyakit ini disebabkan oleh beberapa jenis jamur yaitu rhizoctonia, phytium dan fusarium. Gejala serangan pada daun yaitu daunnya kusam, berwarna hijau pucat dan layu, selanjutnya menjadi kekuningan mulai dari ujung daun dan akhirnya nekrosis dengan warna gelap kecoklatan. Sedangkan gejala serangan pada akar: jaringan-jaringan didalam akar busuk, berwarna kuning kecoklatan. Penyakit ini biasanya menyerang tanaman kelapa sawit berumur 3 – 7 tahun. Kerusakan berat menyebabkan kematian bibit.
Hama penyakit bercak daun. Penyebab penyakit ini disebabkan jamur curvularia eragrostidis dan drechslera halodes. Jamur menyerang daun pucuk yang belum membuka atau dua daun termuda yang sudah membuka. Gejala awal bercak bulat, kecil-kecil berwarna kuning tembus cahaya, bercak yang membesar bentuknya tetap bulat, warnanya berubah menjadi kecoklatan,dan umumnya dikelilingi halo jingga kekuningan.
Baca juga : cara pembibitan kelapa sawit
cara pembibitan kelapa sawit yang baik
cara pembibitan sawit
cara menanam sawit
cara menanam sawit dan perawatannya
cara menanam sawit di lahan gambut
laporan pembibitan kelapa sawit
pembibitan kelapa sawit
pembibitan sawit
cara menanam kelapa sawit yang baik
cara menanam kelapa sawit yang benar
cara menanam sawit yang baik
menanam bibit sawit
cara menanam bibit sawit yang baik dan benar
cara menanam kecambah sawit
cara menanam kelapa sawit
cara menanam sawit yang baik dan benar
cara menanam sawit yang benar
menanam kelapa sawit
lokasi yang baik menanam sawit
Baca juga : cara pembibitan kelapa sawit
cara pembibitan kelapa sawit yang baik
cara pembibitan sawit
cara menanam sawit
cara menanam sawit dan perawatannya
cara menanam sawit di lahan gambut
laporan pembibitan kelapa sawit
pembibitan kelapa sawit
pembibitan sawit
cara menanam kelapa sawit yang baik
cara menanam kelapa sawit yang benar
cara menanam sawit yang baik
menanam bibit sawit
cara menanam bibit sawit yang baik dan benar
cara menanam kecambah sawit
cara menanam kelapa sawit
cara menanam sawit yang baik dan benar
cara menanam sawit yang benar
menanam kelapa sawit
lokasi yang baik menanam sawit
0 Response to "Cara menanam sawit dan perawatannya"
Posting Komentar