Struktur Morfologi Drosophila Melanogaster

Baca Juga


Struktur Morfologi Drosophila Melanogaster - Drosophila melanogaster dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan nama lalat buah, tetapi dalam bahasa daerah nama serangga ini disebut berbeda-beda seperti lalat kecil, reronggo, krimue dan lain-lain. Organisme ini merupakan satu organisme yang dapat berkembang biak dengan cepat dan menghasilkan keturunan yang cukup banyak, sehingga organisme ini sangat cocok dijadikan objek penelitian dalam studi ilmu genetika. Drosophila melanogaster hanya memerlukan 10 sampai 14 hari untuk menyempurnakan satu generasi. Sepasang induk dapat menghasilkan ratusan lalat muda dan ia dapat dibiakkan pada berbagai media di laboratorium.

Struktur morfologi drosophila melanogaster
Drosophila adalah nama dari sebuah genus yang berasal dari bahasa latin droso yang berarti embun dan phila yang berarti menyukai atau mencintai. Jenis serangga ini sering dipakai dalam percobaan genetika, bahkan juga menjadi faktor penentu bagi perkembangan ilmu tersebut. Penggunaan Drosophila melanogaster ini sebagai objek percobaan genetika sudah berlangsung sejak tahun 1910 oleh Morgan dan Castle.

Drosophila melanogaster normal memiliki ciri-ciri sebagai berikut: panjang tubuh lalat dewasa 2-3 mm, imago betina umumnya lebih besar dibandingkan dengan yang jantan, tubuh berwarna coklat kekuningan dengan faset mata berwarna merah berbentuk elips. Terdapat pula mata oceli yang mempunyai ukuran jauh lebih kecil dari mata majemuk, berada pada bagian atas kepala, di antara dua mata majemuk, berbentuk bulat.

Selain itu, Drosophila melanogaster normal memiliki antena yang berbentuk tidak runcing dan bercabang-cabang dan kepala berbentuk elips. Thorax berwarna krem, dipenuhi banyak bulu, dengan warna dasar putih. Abdomen bersegmen lima, segmen terlihat dari garis-garis hitam yang terletak pada abdomen. Bentuk morfologi Drosophila melanogaster normal memiliki ukuran yang panjang dan lurus, bermula dari thorax hingga melebihi abdomen lalat dengan warna transparan.

Lalat jantan mempunyai sex comb (sisir kelamin) pada kaki depannya, sehingga dapat digunakan sebagai alat identifikasi, sedangkan lalat betina tidak memiliki sisir kelamin. Lalat betina mempunyai tanda berwarna gelap atau hitam pada abdomen bagian dorsal sedangkan pada lalat jantan tidak ada.

Klasifikasi Drosophila melanogaster

Klasifikasi Drosophila melanogaster adalah sebagai berikut:

Kingdom  : Animalia
Phylum : Arthropoda
Clas        : Insecta
Ordo      : Diptera
Family   : Drosophilidae
Genus   : Drosophila
Spesies : Drosophila melanogaster.

Drosophila melanogaster juga temasuk ke dalam sub ordo Cyclophorpha, yaitu pengelompokkan lalat yang pupanya terdapat kulit instar 3 dan memiliki jaw hooks. Selain itu, Drosophila melanogaster termasuk ke dalam seri Acaliptrata, yaitu imago yang menetas dari bagian anterior pupa

Klasifikasi Drosophila melanogaster
Siklus Hidup Drosophila melanogaster
Drosophila melanogaster memiliki empat tahap dalam siklus hidupnya yaitu: telur, larva, pupa, dan dewasa. Drosophila melanogaster akan menghasilkan keturunan baru dalam waktu 9-10 hari. jika dipelihara pada suhu 25ºC dalam kultur segar, lima hari pada tahap telur dan tahap larva, lalu empat hari pada tahap pupa. Drosophila melanogaster mempunyai siklus hidup yang sangat pendek yaitu sekitar 12 hari pada suhu kamar. Siklus hidup lalat ini akan semakin pendek apabila lingkungannya tidak mendukung.

Empat tahap siklus hidup Drosophila melanogaster adalah sebagai berikut:

1.  Telur Lalat Drosophila melanogaster

Telur berukuran 0,5 mm dan berbentuk lonjong.  Telur dilapisi oleh dua lapisan, yang pertama selaput vitelin tipis yang mengelilingi sitoplasma dan yang kedua selaput tipis tetapi kuat (korion) di bagian luar dan di anterior terdapat dua tangkai tipis. Permukaan korion tersusun atas lapisan kitin yang kaku, berwarna putih transparan. Salah satu ujungnya terdapat filamen-filamen yang mencegah supaya telur tidak tenggelam di dalam medium.

2.  Larva lalat
Telur menetas menjadi larva dalam waktu 24 jam. Larva berwarna putih, memiliki segmen, bentuknya menyerupai cacing, mulut berwarna hitam dengan bentuk kait sebagai pembuat lubang. Pada stadium ini aktifitas makan semakin meningkat dan geraknya relatif cepat. Drosophila melanogaster pada tahap larva mengalami dua kali molting. Tahap antara molting satu dengan selanjutnya disebut instar.

Larva Drosophila melanogaster memiliki tiga tahap instar yang disebut dengan larva instar 1, larva instar 2, dan larva instar 3 dengan waktu perkembangan berturut-turut selama 24 jam, 32 jam dan 48 jam diikuti dengan perubahan ukuran tubuh yang makin besar.

Larva instar-1 melakukan aktivitas makan pada permukaan medium dan pada larva instar-2 mulai bergerak ke dalam medium demikian pula pada larva instar-3.

Aktivitas makan ini berlanjut sampai mencapai tahap pre pupa. Sebelum mencapai tahap ini larva instar-3 akan merayap dari dasar botol medium ke daerah atas yang relatif kering. Selama tahap perkembangan larva, medium mengalami perubahan dalam komposisi dan bentuk.

3.  Pupa lalat
Proses perkembangan pupa sampai dewasa membutuhkan waktu 4-4,5 hari. Pada awalnya pupa berwarna kuning muda, bagian kutikula mengeras dan berpigmen. Bagian tahap ini terjadi perkembangan organ dan bentuk tubuh, dalam waktu yang singkat, tubuh menjadi bulat dan sayapnya menjadi lebih panjang. Warna tubuh Drosophila melanogaster dewasa yang baru muncul lebih mengkilap dibandingkan Drosophila melanogaster yang lebih tua. Pupa Drosophila melanogaster biasanya berukuran sama dalam satu turunan.

4.  Lalat Dewasa
Lalat dewasa jantan dan betina mempunyai perbedaan morfologi pada bagian posterior abdomen. Lalat betina dewasa terdapat garis-garis hitam melintang mulai dari permukaan dorsal sampai bagian tepi. Pada lalat jantan ukuran tubuh umumnya lebih kecil dibandingkan dewasa betina dan bagian ujung segmen abdomen berwarna hitam. Bagian tarsal pertama kaki depan lalat jantan terdapat bristel berwarna gelap.

Sources :
Triana Silvia, 2003, Pengaruh Pemberian Berbagai Konsentrasi Formaldehida Terhadap Perkembangan Larva Drosophila melanogaster, Bandung: Universitas Padjajaran.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1990, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Wheeler, MR, 1981, The Drosophilidae: A Taxonomic Overview. In: The Genetics and Biology of Drosophila, New York: Academic Press.

Stickberger, 1985, Genetics, New York: Macmillan Publishing Company.

Santoso, B.  M, 2009, Pengamatan Siklus Hidup Drosophila sp dan Pengenalan Mutan Drosophila sp, Jambi: FKIP Universitas Jambi Jurusan  Biologi.

0 Response to "Struktur Morfologi Drosophila Melanogaster"

Posting Komentar