Habitat dan Keanekaragaman Coleoptera

Baca Juga

Habitat dan Keanekaragaman Coleoptera - Keanekaragaman hayati merupakan pernyataan mengenai berbagai macam variasi bentuk, warna, ukuran, jumlah, dan sifat yang terdapat pada berbagai tingkatan makhluk hidup. Keanekaragaman hayati dimulai dari tingkat keanekaragaman gen, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem. 

Keanekaragaman gen adalah keanekaragaman individu dalam satu spesies mahluk hidup. Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukan dengan adanya variasi dalam satu spesies. Keanekaragam spesies menunjukan seluruh variasi yang terjadi antar spesies yang masih dalam satu famili. Keanekaragaman pada tingkat ekosistem terjadi akibat interaksi antara makluk hidup dengan lingkungan.

Habitat dan Keanekaragaman Coleoptera

Keanekaragaman Coleoptera
Nama “Coleoptera” berasal dari bahasa Yunani yakni koleos, kelopak dan pteron berarti sayap. Sehingga coleoptera berarti “bersarung sayap” atau perisai sayap. Terdapat lebih dari 350.000 spesies Coleoptera di muka bumi ini. Ordo Coleoptera sering memakan tumbuhan dan jamur, ada yang memakan kotoran, merusak tanaman dan bahkan ada yang memakan hewan invertebrata yang lainnya (predator) dan parasit.

Tubuh Coleoptera dibagi menjadi 3 bagian, yaitu cephalo, thoraks dan abdomen, dan serangga ini memiliki ciri khas yang membedakannya dengan hewan lain yaitu memiliki 3 pasang kaki yang terdapat pada thoraks. 

Bentuk kepala pada ordo Coleoptera secara keseluruhan bervariasi ada yang bertanduk, dan ada pula yang memanjang membentuk moncong. Tipe mulut menggigit. Alat mulut bertipe penggigit-pengunyah, umumnya mandibula berkembang dengan baik, pada beberapa jenis khususnya dari famili Curculionidae alat mulutnya terbentuk pada moncong yang terbentuk di depan kepala.

Beberapa jenis Coleoptera dapat menghasilkan bunyi, bunyi dihasilkan dari aktivitas makan dan terbang, serta memukulkan beberapa bagian tubuh pada subtrat dan dihasilkan oleh alat penghasil suara.

Coleoptera memiliki sepasang antena dengan ukuran dan tipe antena yang beragam, yaitu Clubed (ruas terakhir lebih besar dari ruas-ruas sebelumnya), Clavatus (ruas terakhir membesarnya sedikit-sedikit), Capitatus (ruas terakhir besarnya mendadak), Lamellatus (ruas terakhir meluas kesatu sisi membentuk bangunan yang bulat atau lempengan-lempengan), dan Flabellatus (ruas terakhir meluas membentuk bangunan yang panjang, tipis dan sejajar).

Ciri-ciri Coleoptera memiliki empat sayap dengan pasangan sayap yang menebal, seperti kulit,  keras dan rapuh, dan biasanya bertemu dalam satu garis lurus dibawah tengah punggung dan menutupi sayap-sayap belakang. Sayap-sayap belakang berselaput tipis, dan biasanya lebih panjang dari sayap depan, dalam keadaan istirahat terlipat  dibawah sayap depan. Sayap depan Coleoptera disebut elitra yang bertindak sebagai selubung pelindung. 

Tubuh Coleptera memiliki ukuran yang bervariasi dari ukuran kecil (1 mm) sampai yang berukuran besar (125 mm). Tubuh Coleotera kuat dan keras dengan warna yang bervariasi, ada yang berwarna hitam, coklat, hijau, atau kombinasi dengan warna-warna lainnya. Dada terdiri atas tiga ruas yaitu: protoraks, mesotoraks, dan metatoraks.setiap ruas terdapat sepasang kaki, sayap hanya terdapat pada metatoraks dan mesotoraks dengan jumlah dua pasang. 

Faktor yang Mempengaruhi Keanekaragaman Coleoptera
Perkembangan serangga di alam dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam yang mempengaruhi daya tahan serangga untuk dapat tetap hidup dan berkembang biak antara lain adalah :

1.  Kemampuan berkembang biak
Kemampuan berkembang biak suatu spesies serangga dipengaruhi oleh natalitas dan fekunditas. Natalitas adalah besarnya kemampuan spesies serangga untuk melahirkan keturunan baru. Serangga umumnya memiliki natalitas yang cukup tinggi. Semakin kecil ukuran serangga, biasanya semakin besar natalitasnya. Fekunditas adalah kemampuan yang dimiliki oleh seekor betina untuk memproduksi telur.

2.  Sifat mempertahankan diri
Serangga memiliki alat atau kemampuan untuk mempertahankan dan melindungi dirinya dari serangan musuh, misalnya beberapa spesies serangga dapat mengeluarkan racun, bau dan terbang bagi serangga yang memiliki sayap.

3.  Daur hidup
Daur hidup adalah waktu yang dibutuhkan semenjak terjadinya telur sampai serangga menjadi dewasa yang siap untuk berkembang biak. Daur hidup serangga umumnya pendek, serangga yang memiliki daur hidup yang pendek akan memiliki fekunditas bertelur yang lebih tinggi atau lebih sering bila dibandingkan dengan serangga lainnya yang memiliki daur hidup lebih lama.
 
Faktor luar yang dapat mempengaruhi kehidupan serangga untuk bertahan hidup dan berkembang biak adalah sebagai berikut :

1.  Suhu dan Temperatur
Setiap spesies serangga mempunyai jangkauan suhu masing-masing dimana ia dapat hidup, dan pada umunya jangkauan suhu yang efektif adalah suhu minimum. Umumnya kisaran suhu yang efektif adalah 15ºC (suhu minimum), 25ºC (suhu optimum) dan 45ºC (suhu maksimum). Pada suhu yang optimum kemampuan serangga untuk melahirkan keturunan besar dan kematian (mortalitas) sebelum batas umur akan sedikit.

2.  Kelembaban
Kelembaban atau curah hujan merupakan faktor penting yang mempengaruhi penyebaran, aktivitas, dan perkembangan serangga. Kelelembaban berbanding terbalik dengan suhu, jika kelembaban rendah maka suhu tinggi dan ini biasanya menyebabkan kematian, jika kelembaban tinggi maka suhu rendah, ini merupakan waktu serangga aktif, dan aktivitas serangga sedang pada kelembaban dan suhu yang normal.

3.  Cahaya
Beberapa aktivitas serangga dipengaruhi oleh responnya terhadap cahaya, sehingga timbul spesies serangga serangga yang aktif pada pagi, siang, sore atau malam hari. Cahaya matahari dapat mempengaruhi aktivitas dan distribusi lokalnya.

4.  Angin
Pergerakan udara merupakan salah satu faktor yang penting dalam penyebaran serangga. Arah dari penyebarab serangga terkadang mengikuti arah angin, serta angin kencang juga dapat menghambat serangga bertelur bahkan dapat mematikannya.

Habitat Coleoptera
Coleoptera dewasa ditemukan hampir disemua tempat, terdapat melimpah pada berbagai spesies tanaman, di bawah batu, kulit kayu, dalam tanah dan jamur. Sedikit yang hidup di air. Larva Coleoptera  secara umum ada yang ditemukan di tanah, bagian tanaman, biji atau bahan lainnya.

Coleoptera berinteraksi dengan ekosistem dalam beberapa cara diantaranya Coleoptera sering memakan beberapa bagian tumbuhan, jamur, dan bahkan ada yang memakan hewan-hewan lainnya. Jenis spesies Coleoptera yang memiliki moncong biasanya menggunakan moncongnya untuk membantu dalam mencari makan dan meletakkan telur. 

Klasifikasi Coleoptera
Ordo Coleoptera dibagi kedalam beberapa famili diantaranya: Coccinelidae, Buprestidae, Chrysomelidae, Curculionidae, Histeridae, Cicindelidae, Scarabaeidae, Dynastidae, Dermestidae, Lampyridae, dan lain sebagainya.  Deskripsi dari tiap famili adalah sebagai berikut:

1.  Family Coccinelidae
Kata Coccinellidae berasal dari bahasa Yunani, yaitu kakkinos (merah cerah), disebut demikian karena warna serangga dewasanya sangat cerah. Bentuk kumbang ini setengah bola atau cembung. Bagian permukaan perut datar, kepalanya kecil, sebagian ditarik dalam prothorax atau tertutup di bawah pronotum.

Warna badan kumbang ini ada yang berwarna merah, kuning, coklat, hitam, atau kelabu. Ada warna badan yang mengkilap dan ada yang redup, biasanya bercak- bercak. Ada yang menyebut kumbang ini dengan sebutan lembing.

2.  Famili Buprestidae
Buprestidae adalah salah satu famili ordo Coleoptera, yang dikenal dengan nama “jewel beetles” atau “metallic-wood boring beetles” karena warnanya yang mengkilat. Larva dari famili Buprestidae ini biasanya menggerak batang, cabang, menggerak ranting bahkan akan menggerak daun. Spesies tertentu sering memakan daun atau pucuk tanaman.

3.  Famili Chrysomelidae
Famili Chrysomelidae memiliki ciri- ciri tubuh relatif kecil, pendek, gemuk dan bulat telur, banyak yang berwarna cerah dan mengkilap. Famili ini banyak di temukan di areal pertanaman budidaya, larva ada yang hidup di tanah. Telur ditemukan dalam tanah atau di daun. Dewasa sering menjatuhkan diri dari tanaman dan diam seolah- olah mati bila merasa ada yang mengganggu.

4.  Famili Curculionidae
Kata Curculionidae berasal dari bahasa latin, yaitu curculio yang artinya kumbang yang mulutnya panjang (moncong). Semua spesies kumbang yang mulutnya panjang disebut kumbang bermoncong. Spesies kumbang ini ada yang berukuran kecil dan ada pula yang berukuran besar. Kepalanya memanjang dengan moncong yang dapat berubah-ubah panjang dan lebar.

Umumnya kumbang ini keras dengan warna yang redup atau mengkilap. Tekstur badannya ada yang halus, berkerut-kerut, beralur, bertitik-titik, bersisik, atau berambut. Bentuknya ada yang oval memanjang atau silindris dan biasanya seperti semut, kumbang ini juga berperan dalam proses penyerbukan.

5.  Famili Histeridae
Famili Histeridae ini memiliki warna tubuh hitam dengan kulit keras. Bentuknya sedikit datar, ujung antenanya membesar memiliki panjang badan sekitar 1,5 cm. Famili ini termasuk kelompok predator baik larva maupun dewasanya. Spesies ini sering menyerang tanaman pisang dan terkadang menyerang kumbang merah kelapa.

6.  Famili Cicindelidae
Anggota dari famili ini berperan sebagai predator, memangsa berbagai spesies serangga kecil, serta dapat mengakibatkan kerusakan pada tanaman. Famili ini banyak ditemukan di areal terbuka dan banyak terkena sinar matahari. Larva hidup dalam celah-celah tanah kering. Famili ini memiliki warna tubuh metalik kecoklatan, hitam, hijau dan sering bercorak warna-warni.

7.  Famili Scarabidae
Famili ini memiliki tubuh yang kokoh, oval atau memanjang, memiliki warna yang beragam tetapi umumnya berwarna coklat tua kehitaman. Dewasa aktif pada malam hari dan tertarik cahaya. Induk meletakkan telur dekat daun-daun yang membusuk atau tempat-tempat yang tersembunyi. Hampir semua fase dewasa dari kelompok ini bertindak sebagai hama, khususnya pada tanaman keras.

8.  Famili Dinastidae
Kata dynastidae bersal dari bahasa Yunani, yaitu dunastes yang artinya bangsawan. Disebut demikian karena ukuran kumbang ini cukup besar hingga tampak seperti raja. Kelompok ini termasuk serangga yang terbesar, bentuknya memanjang dan agak silindris. Memiliki warna seperti logam atau berkilauan.

Dewasa banyak merugikan karena memakan jaringan tanaman pada puncak tanaman kelapa, sedangkan yang muda terdapat pada tumpukan kotoran atau kompos. Kotoran atau kompos tersebut menjadi makanan bagi larva dari famili dynastidae ini. Salah satu yang bersal dari famili ini sering dikenal dengan kumbang badak.

9.  Famili Dermestidae
Anggota dari famili ini memiliki ukuran tubuh kecil, oval atau oval memanjang, memiliki antena pendek. Warna biasanya hitam atau pudar dan berambut atau ditutupi sisik. Anggota ini memiliki golongan yang cukup merugikan, sebagian besar merusak bahan-bahan awetan dan merusak berbagai bahan makanan.

10.  Famili Lampyridae
Serangga dari kelompok ini sering disebut dengan ulat bersinar, atau kunang-kunang, yang dapat mengeluarkan cahaya yang jelas terlihat saat malam hari. Cahaya ini dihasilkan oleh sinar dingin yang tidak mengandung ultraviolet maupun sinar inframerah dan memiliki panjang gelombang 510 sampai 670 nanometer, dengan warna merah pucat, kuning, atau hijau, dengan efisiensi sinar sampai 96%.

Peranan Coleoptera dalam Kehidupan

a.  Peranan yang merugikan
Keberadaan serangga juga dapat merugikan manusia, karena serangga dapat memakan bagian-bagian tumbuhan yang dibudidayakan oleh manusia. Serangga menyerang tanaman dengan cara memakan bagian tanaman seperti daun, tangkai, bunga, buah, akar, serta cairan tumbuhan.  Serangga juga dapat berperan sebagai vektor penyakit bagi tumbuhan, hewan, dan manusia.

b.  Peranan yang menguntungkan
Peranan serangga dapat menguntungkan dalam kehidupan, terutama serangga berperan pada proses persilangan (polinasi) dan penyebaran biji. Hubungan ini memberikan keuntungan bagi tumbuhan, karena memberi peluang pada spesies yang sama tanpa kehilangan banyak serbuk sari polen.

Peran kumbang sebagai perombak juga tidak kalah pentingnya, seperti yang dilakukan oleh larva famili Scarabaeidae yang membantu menghancurkan bahan organik mati di dalam hutan, membantu berlangsungnya fungsi ekosistem melalui proses perombakan dengan merombak kayu dan hewan mati serta kotoran ternak.

0 Response to "Habitat dan Keanekaragaman Coleoptera"

Posting Komentar