Baca Juga
Keanekaragaman Jenis Habitat Hewan Makrozoobenthos - Salah satu fauna perairan tawar adalah kelompok fauna invertebrata yang hidup di dasar perairan yang disebut kelompok zoobentos. Di antara kelompok zoobentos yang relatif mudah diidentifikasi dan peka terhadap perubahan lingkungan perairan adalah spesies yang termasuk dalam kelompok invertebrata makro. Kelompok tersebut lebih dikenal dengan Makrozoobentos. Makrozoobenthos merupakan organisme yang hidup merayap, menempel, memendam dan meliang baik di dasar perairan maupun di permukaan dasar perairan.
Makrozoobentos merupakan zoobenthos berukuran lebih dari 1 mm, Makrozoobentos dapat mencapai ukuran tubuh sekurang-kurangnya 3-5 mm saat pertumbuhannya maksimum. Lebih lanjut disebutkan bahwa organisme yang termasuk hewan Makrozoobentos di antaranya adalah Crustacea, Isopoda, Decapoda, Oligochaeta, Moluska, Nematoda dan Annelida. Benthos adalah organisme yang mendiami dasar perairan atau tinggal dalam sedimen dasar perairan. Benthos mencakup organisme nabati yang disebut fitobenthos dan organisme hewani yang disebut zoobenthos.
Ketika air surut, organisme akan kembali ke dasar perairan untuk mencari makan. Istilah Makrozoobentos juga merupakan hewan yang sebagian atau seluruh siklus hidupnya berada di dasar perairan, baik yang sesil, merayap maupun menggali lubang. Hewan ini memegang beberapa peran penting dalam perairan seperti dalam proses dekomposisi dan mineralisasi material organik yang memasuki perairan, serta menduduki beberapa tingkatan trofik dalam rantai makanan.
Apa-apa saja Organisme yang termasuk Makrozoobentos di antaranya adalah: Crustacea, Isopoda, Decapoda, Oligochaeta, Mollusca, Nematoda dan Annelida. Taksa-taksa tersebut mempunyai fungsi yang sangat penting di dalam komunitas perairan karena sebagian dari padanya menempati tingkatan trofik kedua ataupun ketiga. Sedangkan sebagian yang lain mempunyai peranan yang penting di dalam proses mineralisasi dan pendaurulangan bahan-bahan organik, baik yang berasal dari perairan maupun dari daratan.
Berdasarkan ukurannya Kelompok hewan Makrozoobenthos adalah sebagai berikut:
1. Mikrofauna adalah hewan-hewan dengan ukuran lebih kecil dari 0,1 mm yang digolongkan ke dalam protozoa dan bakteri.
2. Meiofauna adalah hewan-hewan dengan ukuran 0,1 hingga 1,0 mm. Digolongkan ke dalam beberapa kelas protozoa berukuran besar dan kelas crustasea yang sangat kecil serta cacing dan larva invertebrata.
3. Makrofauna adalah hewan-hewan dengan ukuran lebih besar dari 1,0 mm. Digolongkan ke dalam hewan moluska, echinodermata, crustasea dan beberapa filum annelida.
Kepekaan jenis-jenis Makrozoobentos di sungai terhadap polusi bahan organik dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu:
• Kelompok intoleran, contohnya: Ephemeroptera, Plecoptera, Trichoptera
• Kelompok fakultatif, contohnya: Odonata, beberapa Diptera (Tipulidae, Rhagionidae), Pelecypoda
• Kelompok toleran, contohnya: beberapa Diptera (Tanypodinae, Simuliidae), Hirudinae, Gastropoda.
Keanekaragaman hewan Makrozoobenthos
Komunitas adalah kumpulan populasi dari Makrozoobenthos yang hidup pada pada suatu lingkungan tertentu atau habitat fisik tertentu yang saling berinteraksi dan secara bersama membentuk tingkat trofik. Di dalam komunitas, jenis organisme yang dominan akan mengendalikan komunitas tersebut, sehingga jika jenis organisme yang dominan tersebut hilang akan menimbulkan perubahan-perubahan penting dalam komunitas, bukan hanya komunitas biotiknya tetapi juga dalam lingkungan fisik. Baik buruknya kondisi suatu ekosistem tidak dapat ditentukan hanya dengan hubungan keanekaragaman dan kestabilan komunitasnya.
Suatu ekosistem yang stabil dapat saja memiliki keanekaragaman yang rendah atau tinggi tergantung pada fungsi aliran energi pada sistem tersebut. Komunitas Makrozoobenthos dapat juga dibedakan berdasarkan pergerakannya, yaitu kelompok hewan Makrozoobenthos yang hidupnya menetap (bentos sesile), dan Makrozoobenthos yang hidupnya berpindah-pindah (motile). Makrozoobenthos yang hidup sesile seringkali digunakan sebagai indikator kondisi perairan.
Struktur komunitas memiliki lima tipologi atau karakteristik, yaitu keanekaragaman, dominansi, bentuk dan struktur pertumbuhan, kelimpahan relatif serta struktur trofik. Konsep komunitas sangat relevan diterapkan dalam menganalisis lingkungan perairan karena komposisi dan karakter dari suatu komunitas merupakan indikator yang cukup baik untuk menunjukkan keadaan di mana komunitas berada.
Habitat hewan Makrozoobenthos
Makrozoobenthos dapat dijumpai pada berbagai tipe perairan seperti sungai, kolam, danau, estuaria, dan laut. Berdasarkan keberadaannya Makrozoobenthos dapat dikelompokkan menjadi infauna dan epifauna. Infauna adalah Makrozoobentos yang hidupnya terpendam di dalam substrat perairan dengan cara menggali lubang, sebagian besar hewan tersebut adalah sesil dan tinggal disuatu tempat.
Kelompok infauna sering mendominasi komunitas substrat yang lunak dan melimpah didaerah subtidal. Sedangkan epifauna adalah Makrozoobenthos yang hidup di dasar perairan yang bergerak dengan lambat di atas permukaan dari sedimen yang lunak atau menempel dari substrak yang keras dan melimpah di daerah intertidal.
Daerah pantai yang terdiri dari batu-batuan (rocky shore) banyak dijumpai jenis Gastropoda dan Moluska. Pada daerah yang berpasir dan berlumpur didominasi oleh jenis hewan infauna (penggali lubang), misalnya Polychaeta dan Moluska.
Faktor biologi perairan yang mempengaruhi komunitas hewan bentos adalah kompetisi (persaingan ruang hidup makanan), predasi (pemangsaan) dan tingkat produktivitas primer. Makrozoobenthos umumnya tidak dapat bergerak dengan cepat ukurannya besar sehingga mudah untuk diidentifikasi dan habitatnya didalam dan didasar perairan.
Faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Makrozoobenthos
Kehidupan hewan Makrozoobenthos tentu akan dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. Hal ini sangat berpengaruh pada siklus hidup atau keanekaragaman jenis Makrozoobenthos itu sendiri. Faktor abiotik (fisika dan kimia) perairan yang mempengaruhi kehidupan Makrozoobentos, antara lain:
1. Faktor Suhu
Kelarutan berbagai jenis gas di dalam air serta semua aktivitas biologis dan fisiologis di dalam ekosistem sangat dipengaruhi oleh suhu. Suhu mempunyai pengaruh yang besar terhadap kelarutan oksigen di dalam air, apabila suhu air naik maka kelarutan oksigen di dalam air menurun. Bersamaan dengan peningkatan suhu juga akan mengakibatkan peningkatan aktivitas metabolisme akuatik, sehingga kebutuhan akan oksigen juga meningkat.
Kenaikan suhu pada perairan dapat menyebabkan penurunan oksigen terlarut. Suhu merupakan faktor pembatas bagi pertumbuhan hewan bentos. Batas toleransi hewan terhadap suhu tergantung kepada spesiesnya. Umumnya suhu di atas 30°C dapat menekan pertumbuhan populasi hewan bentos.
Menurut hukum Van’t Hoffs kenaikan temperatur sebesar 10o C (hanya pada kisaran temperatur yang masih ditorerir) akan meningkat aktifitas fisiologi (misalnya respirasi) dari organime sebesar 2-3 kali lipat. Pola temperatur organisme akuatik dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti itensitas cahaya matahari. Pertukaran panas antara air dengan udara sekelilingnya dan juga oleh kanopi (penutup oleh vegetasi) dan pepohonan yang tumbuh ditepi.
2. Faktor Warna dan Kekeruhan
Air dalam keadaan normal dan tidak akan berwarna sehingga tampak bening dan jernih. Warna air dapat ditimbulkan atau dipengaruhi oleh kehadiran organisme, bahan-bahan tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik, serta tumbuh-tumbuhan.
Kekeruhan air terjadi disebabkan oleh adanya zat-zat koloid, yaitu zat yang terapung serta zat yang terurai secara halus sekali, jasad-jasad renik, lumpur, tanah liad dan zat-zat kaloid yang dapat dihubungkan dengan kemungkinan hadirnya pencemaran melalui buangan.
3. Faktor Derajat Keasaman (pH)
Pengukuran pH adalah suatu yang penting, karena banyak reaksi kimia dan biokimia yang penting terjadi pada tingkat pH. Nilai pH menunjukkan derajat keasaman atau kebasaan suatu perairan. Nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisme akuatik pada umumnya terdapat antara 7 sampai 8,5. Kondisi perairan yang sangat basa maupun yang sangat asam akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi.
4. Faktor Substrat Dasar
Susunan substrat dasar penting bagi organisme yang hidup di zona dasar seperti Makrozoobenthos, baik pada air diam maupun pada air yang mengalir. Substrat dasar merupakan faktor utama yang mempengaruhi kehidupan perkembangan dan keanekaragaman Makrozoobenthos.
Substrat batu menyediakan tempat bagi spesies yang melekat sepanjang hidupnya, juga digunakan oleh hewan yang bergerak sebagai tempat perlindungan dari predator.
Substrat dasar yang halus seperti lumpur, pasir dan tanah liat menjadi tempat makanan dan perlindungan bagi organisme yang hidup di dasar perairan . Substrat dasar yang berupa batu-batu pipih dan batu kerikil merupakan lingkungan hidup yang baik bagi Makrozoobentos sehingga bisa mempunyai kepadatan dan keanekaragaman yang besar.
5. Arus
Arus merupakan faktor pembatas utama aliran deras, tetapi dasar yang berbatu dapat menyediakan permukaan yang cocok untuk organisme menempel dan melekat. Di dasar air tenang yang lunak dan terus menerus berubah umunya menbatasi organisme bentuk yang lebih kecil sampai kebentuk penggali, tetapi apabila kedalaman lebih besar lagi, di mana gerakan air lebih lambat lagi lebih sesuai untuk plankton, nekton dan neuston.
Peranan dan manfaat hewan Makrozoobenthos
Makrozoobentos umumnya sangat peka terhadap perubahan lingkungan perairan yang ditempatinya, karena itulah Makroinvertebrata ini sering dijadikan sebagai indikator ekologi di suatu perairan dikarenakan cara hidup, ukuran tubuh, dan perbedaan kisaran toleransi di antara spesies di dalam lingkungan perairan tempat hidupnya. Dalam penilaian kualitas perairan, pengukuran keanekaragaman jenis organisme sering lebih baik dari pada pengukuran bahan-bahan organik secara langsung.
Makrozoobentos sering dipakai untuk menduga ketidak seimbangan lingkungan fisik, kimia dan biologi perairan. Perairan yang tercemar akan mempengaruhi kelangsungan hidup organisme Makrozoobentos karena Makrozoobentos merupakan biota air yang mudah terpengaruh oleh adanya bahan pencemar, baik bahan pencemar kimia maupun fisik. Hal ini disebabkan Makrozoobentos pada umumnya tidak dapat bergerak dengan cepat dan habitatnya di dasar yang umumnya adalah tempat bahan tercemar.
Makrozoobenthos jenis yang berbeda menunjukkan reaksi yang berbeda terhadap pencemaran, sehingga dengan adanya jenis bentos tertentu dapat dijadikan petunjuk untuk menafsir kualitas suatu badan air tertentu, misalnya keberadaan cacing Polychaeta dari suku Capitellidae, yaitu capitella menunjukkan perairan tercemar dan Capitella ambiesta terdapat pada lingkungan yang tidak tercemar. Spesies indikator merupakan organisme yang dapat menunjukkan kondisi lingkungan secara akurat yang juga dikenal dengan bioindikator.
Beberapa jenis Makrozoobentos, serangga ordo Ephemeroptera, Plecoptera dan Trichoptera membutuhkan kualitas air dengan kandungan oksigen terlarut yang tinggi dan keberadaannya menjadi indikasi kualitas air yang masih baik. Ephemeroptera, Plecoptera dan Trichoptera merupakan kelompok intoleran terhadap polutan organik dan konsentrasi logam yang tinggi dari limbah yang masuk ke badan perairan.
Jenis Makrozoobentos lainnya dapat bertahan hidup di perairan dengan kandungan oksigen rendah karena memiliki saluran pernafasan yang menyerupai snorkel dan dapat menyimpan dan membawa gelembung udara atau oksigen di dalam tubuhnya atau di bawah bagian sayapnya. Setiap makhluk yang diciptakan oleh Allah dihabitat manapun tidak ada yang sia-sia pasti bermanfaat bagi setiap umat manusia.
Makrozoobenthos memiliki peranan penting bagi lingkungan baik dari segi ekologi maupun dari segi ekonomi. Makrozoobenthos merupakan suatu kelompok hewan yang terpenting dalam ekosistem, keanekaragamannya yang terdapat disuatu perairan dapat digunaka sebagai indikator pencemaran air. Perainan yang tercemar akan mempengaruhi kelangsungan hidup organisme Makrozoobenthos, karena Makrozoobenthos merupakan biota air yang mudah terpengaruh oleh adanya bahan pencemar, baik bahan pencemar kimia maupun fisika.
Makanan hewan Makrozoobenthos
Sumber makanan utama hewan Makrozoobenthos adalah plankon, ganggang dan tingkat organisme yang rendah darinya. Makrozoobenthos juga merupakan sumber makanan bagi berbagai jenis ikan dan menempati urutan kedua dan ketiga dalam rantai makanan di suatu komunitas perairan.
Hewan Makrozoobentos, terutama yang bersifat herbivor dan detritivor, dapat menghancurkan makrofit akuatik yang hidup maupun yang mati dan serasah yang masuk ke dalam perairan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil, sehingga mempermudah mikroba untuk menguraikannya menjadi nutrien bagi produsen perairan.
Berdasarkan cara makannya, hewan bentos dapat dibagi atas dua bagian yaitu hewan bentos tipe pemakan deposit (deposit feeder) pada butiran-butiran yang halus dan tipe pemakan suspensi (suspension feeder) pada butiran-butiran. agak kasar yang kandungan bahan organiknya sedikit.
Pemakan deposit makan dengan cara meliangi substrat, menelan dan mencernakan bahan organik serta bakteri yang terdapat di dalam substrat yang akhirnya dikeluarkan melalui anus, termasuk di dalamnya polychaeta dan bivalvia. Pemakan suspensi disebut sebagai pemakan bahan-bahan tersaring yang makan dengan cara menggerakkan cilianya, sehingga air beserta partikel-partikel makanan melewati suatu alat penyaring, termasuk di dalamnya beberapa jenis kerang.
Tipe pemakan ini dominan pada sedimen berpasir yang pergerakan airnya kuat untuk mengaduk partikel-partikel mineral yang halus. Sumber makanan Makrozoobentos umumnya berasal dari bahan organik yang terlarut dalam air, zooplankton, fitoplankton maupun diatom yang terdapat di permukaan sedimen.
Itulah beberapa Keanekaragaman jenis habitat hewan Makrozoobenthos khususnya article ini untuk tambahan materi biologi dan semoga bermanfaat.
Sources :
Facrul, M.F, Metode Sampling Bioekologi,Jakarta: Bumi Putra, 2007
H. B. N Hynes., The Ekologi With Of RunningWather, England, Lipverpool University Press, 1976
C.J. Krebs., Ecology Methodology, New York: Harper and Prow Publisher, 1989
KH Mann., Ecology of Costal Water: System Approach, London, Blackwell Scientific Publisher, 1982
Mahida, U. N, Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri Edisi Ke Empat, Jakarta, PT Rajawali Grafindo,1993.
Michael, P, Metode untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium, Jakarta: UI Press 1984
Nybakken, J. W, Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,1992
Odum, EP, Fundamental of Ecology, Japan: W.B Sounders, 1971
Odum, E.P, Dasar – Dasar Ekology Edisi Ketiga, Yogyakarta: UGM Press, 2004
Pratiwi, D. A, Bilogi, Jakarta: Erlangga, 2004
0 Response to "Keanekaragaman Jenis Habitat Hewan Makrozoobenthos"
Posting Komentar